Selasa, 07 April 2009

Cahaya Ke Empat

Malam itu..
yang tak penuh bintang,
tapi tak juga mendung..
yang tak begitu dingin,
tapi tak juga menyejukan..
yang tak begitu gelap,
tapi tak juga terang..

seorang gadis kecil,
sedang terduduk manis..
dalam diamnya,
dalam heningnya,
dan dalam sunyinya,

Ditemani berbagai puing- puing kehidupan..
Suara Angin yang berhembus,
Suara rintik Hujan yang berbisik,
Suara Jakrik yang bersahabat,
Suara Klakson yang bernyanyi,
dan berbagai suara lainnya.

Dia..
melihat begitu banyak cahaya,
yang mondar- mandir di depannya..
seolah- olah ingin mengajak pergi gadis kecil itu.

Cahaya pertama..
Datangnya dari arah barat,
Dengan dua cahaya yang dimilikinya,
Berbagai alasan,
Berbagai tujuan,
Berbagai harapan,
dan satu keyakinan pada dua cahaya itu.

Cahaya kedua..
Datangnya dari arah timur,
Dengan satu cahaya yang dimilikinya,
Dua alasan,
Dua tujuan,
Dua harapan,
dan satu keyakinan pada satu cahaya itu.

Cahaya ketiga..
Dari arah timur dan barat,
Dengan satu cahaya yang dimilikinya,
Satu alasan,
Satu tujuan,
Satu harapan,
dan satu keyakinan pada satu cahaya itu.

Cahaya Ke empat..
Tak datang dari arah manapun, baik timur maupun barat.
Dengan satu cahaya yang dimilikinya,
Berbagai alasan,
Berbagai tujuan,
Berbagai harapan,
dan satu keyakinan pada satu cahaya itu.

Akhirnya,
Cahaya Keempat membawa pergi seorang gadis kecil.
Walaupun cahaya itu tak seterang cahaya lain,
Walaupun cahaya itu tak sejernih cahaya lain,
Walaupun cahaya itu tak sehebat cahaya lain, dan
Walaupun cahaya itu tak tau kapan cahayanya akan padam.
Tapi gadis kecil itu yakin,
cahaya itu akan membawanya sampai persimpangan jalan.

1 komentar:

nule mengatakan...

berapa pun cahaya menghampiri..
akan selalu ada bayangan..

hmm...