Kamis, 09 April 2009

Panggil Saja Dia TITO

*ini hanya sebuah cerita rekayasa, jika terdapat kesamaan nama, karakter dan tempat mohon di maafkan...^^


Cerita ini datang dari,
Seorang anak laki- laki berumur 10 tahun. Dengan wajah yang clenges-an dan senyum "close up" yang selalu ditebarnya dimana pun serta kapan pun. Ketika orang- orang memanggilnya, maka ia akan menjawabnya dengan lantang "Hai Bro,,Apa Kabar?!!!" dengan gaya khas dan unik yang dimiliknya. Bocah kecil yang mempunyai semboyan "Cinta Damai" memiliki gaya campuran Metal, Rock n roll serta Rege ini suka membuat orang- orang disekitarnya tertawa garing.
Yah..

Panggil Saja Dia TITO.



*singkat cerita..



Liburan musim panas pun datang..

TITO beserta keluarga akan mengisi beberapa hari mereka pada sebuah ketenangan yang menyejukkan, jauh dari segala kebisingan, keriwetan, kerusuhan dan sebagainya.


*sebut saja tempat itu adalah rumah nenek TITO di pedesaan..

*Baik..mari kita lanjutkan ceritanya.



HARI I

TITO :

"Nenek..............

Aku melihat sebuah sepeda tua di pekarangan. Boleh aku meminjamnya??"
Nenek :

"Boleh cucuku..mau kemana gerangan??"

TITO :

"Aku hanya ingin berkeliling"

Nenek :

"Heem....Baiklah?!!
Tapi inget pesen nenek..
Pertama, jangan terlalu jauh,,karena banyak hutan disini, nanti kau bisa tersesat. Kedua, Hati- hati! jangan terlalu cepat mengayuhnya, sepeda itu sudah terlalu tua"

TITO :

"SIAP KOMANDAN!!thenk yu nenek ku sayang"


Serambi mencium tangan neneknya, ia tersenyum bahagia..

Dengan langkah kaki yang cepat dan sedikit melompat - lompat karena kegirangan. TITO menghampiri sepeda itu, dan mulai mengayuhnya..





Udara yang sejuk.
Lahan hijau yang terbentang luas.

Kicauan burung yang menemani perjalanan.

Membuat seorang bocah laki- laki berpikir "Heem,,Sungguh Asyik Tempat ini!!",
dan juga..
Membuat bocah laki- laki itu lupa kan pesan dari neneknya yang pertama,("jangan terlalu jauh,,karena banyak hutan disini, nanti kau bisa tersesat").
Bahwa dia sudah terlalu jauh mengayuh sepeda tua itu.

"Ups..Sepertinya Aku tersesat. Baiklah,,aku akan bertanya pada orang disekitar sini", pikirnya.
Tetapi..

Tak ada tanda- tanda ada orang selain TITO disitu.
Tak ada Seorang pun..


Lalu,,
ia putuskan untuk menghentikan kayuhnya. Istirahat sejenak untuk berpikir..
. . .

Tiba- tiba dalam renungan kebingungan bocah kecil itu, datang seorang kakek tua menghampiri.
Kakek :

"Hey nak,,apa yang kau lakukan disini?"
TITO :

(dengan wajah kaget, karena terkejut..ia menjawab)"Eh..Kakek..Aku sedang tersesat"
Kakek :

"Mari kakek bantu untuk mencari jalan pulang nak. Nanti, ketika kau sampai ujung jalan itu, beloklah kanan dan teruslah mengayuh sepedamu"

TITO :

"Begitu ya kek.. Kalau begitu aku pulang dulu, TERIMAKASIH Kakek!! Semoga kita dapat bertemu lagi"
Kakek :
"Iya..Ati- ati nak"

*Yapz..BENAR,,
dan sampailah TITO dirumah Nenek dengan selamat



HARI II

TITO :
"Nenek..nenek.. Aku pinjam sepeda lagi ya..Aku ingin bermain layang- layang"
Nenek :
"Iya..tapi kau masih ingatkan pesan nenek"

TITO :

"Ingat nek..tenang saja TITO kan sudah besar. DAA... Nenek!!!"
(sambil mencium pipi nenek dengan hangat)
.
.
.
Waktu sudah menunjukan jam..setengah enam sore. Matahari seolah- olah hendak pergi dan mengucapkan selamat tinggal pada bocah kecil. Mengetahui hal tersebut, bocah kecil itu segera menghampiri sepeda tua nya dan mengayuhnya untuk pulang..

Tapi,

Lagi- lagi ia tersesat..


TITO :

"Haduh,,Gaswat!! spertinya aku tersesat lagi. Bagaimana ini, pasti nenek sedang menunggu ku di rumah"

Di dalam kegundahan dan kerisauannya, lagi- lagi datanglah seorang kakek tua itu..

Kakek :

"HAi nak..tersesat lagi ya??"
TITO :

"KAKEK...
(dengan wajah gembira dan lega)
Iya kek,,lagi- lagi aku tersesat. Bisa kah kau beritahu aku,dimana jalan pulang?"
Kakek :

"Nak..kau sudah terlalu jauh tersesat. Bagaimana jika aku ikut dengan mu dan akan aku beritahu arah sampai nanti di persimpangan jalan"

TITO :

"Baiklah..silahkan naik kek"


Disepanjang perjalanan,

TITO bertanya banyak hal kepada kakek tua itu, dan begitu pula dengan kakek, ia menceritakan banyak hal tentang kehidupan kepada TITO.


dan,,

Sampailah mereka dipersimpangan jalan.


HARI III
Seperti biasa bocah kecil yang menyukai lolipop itu meminta ijin kepada neneknya untuk meminjam sepeda.
TITO :
"Nenek............."
Nenek :

"Kenapa cucuku yang bandel..Jangan bilang kau ingin bermain layang- layang lagi, dan ingin meminjam sepeda! Kemarin kau tersesat kan..Pulangmu sangat larut"
TITO :

"Nek...Besok TITO sudah pulang ke kota. Hari ni adalah hari terakhir TITO disini. Please lah Nek,,TITO janji tidak akan tersesat lagi. Percayalah pada TITO!!(dengan nada merengek)"

Nenek :

"Baik..baik..
Tapi, ingat janji mu pada Nenek ya!!"
TITO :

"Boleh Nek...OH...Nenek ku ini memang paling the best banget deh.
I Love You Nenek Q Cantik....DAAA.................."



*Singkat cerita,



Keasyikan TITO tiba- tiba terputus oleh angin yang berhembus sangat kencang,
.
.
.

Dan,
WUSH.......
Angin menerbangkan layang- layang nya.


TITO :

"Tidak...Layang- layang ku! Layang- layang kesayanganku!!!akan ku kejar kau sampai dapat!!"


Dengan tergesa- tergesa,

TITO mengayuh sepeda itu sangat cepat..dan terlupa oleh pesan neneknya yang kedua ("Hati- hati! jangan terlalu cepat mengayuhnya, sepeda itu sudah terlalu tua").

.
.
.
.
Alhasil,
.
.
.
Brukk,
Duog...
GUBRAK........................!!!!!

"AUU............"
TITO pun terjatuh!

*Hebatnya...jatuhnya pun tak biasa, menggunakan gaya akrobat segala.

Istilahnya,
sudah terjatuh lalu tertimpa tangga.
Karna, tak dapat layang- layangnya,,malah terjatuh pula.
Dan sepertinya, tak hanya tertimpa tangga tapi juga tertimpa genteng.
Karna, tak hanya terjatuh..tapi rantai sepedanya lepas, bannya bocor, dan tersesat pula..

*HAHA,,sungguh sial nasib mu nak.


"Huff........"
TITO pun hanya bisa menghela nafas panjang.

Badannya sakit,

kakinya lelah karena terlalu cepat dan lama mengayuh,

luka- lukanya akibat jatuh itu perih,
Dia tak bisa berdiri, apalagi mengayuh sepeda..


Dalam kebingungannya, entah mengapa ia memikirkan kakek itu.

"Andai kakek itu sekarang ada disini, pasti dia akan menolongku, membantuku, dan mencarikan ku jalan pulang. Baiklah,,Akan ku tunggu kakek itu. Dia pasti Datang!!"

1 jam..

2 jam..


3 jam..

4 jam..

Kakek itu tak kunjung datang,
Padahal hari semakin gelap,

Suara makhluk- makhluk malam pun sudah terdengar,

Udara malam yang dingin semakin mencekam.




Bocah kecil itu ingin teriak minta tolong,
tapi tak satu pun suara keluar dari mulutnya.

Bocah kecil itu ingin mengeluh,
tapi tak sebait kata pun yang keluar dari keluhnya.

Bocah kecil itu ingin menangis,
tapi tak setetes air mata pun yang jatuh dari kedua bola matanya.


"Nenek............maafkan aku! Aku tersesat lagi.. Aku mengabaikan semua pesanmu..Maaf kan aku nek... aku ingin menagis rasanya, aku takut..aku bingung..apa yang harus aku lakukan?? wahai kakek..kenapa engkau tak juga muncul???"

Sambill mengusap dua tetes air mata yang keluar, tiba- tiba saja bocah kecil itu bertekad..
"Tidak....Aku tak boleh menagis! Minggu depan aku sudah kelas 6 SD dan tahun depan aku akan duduk di kelas 1 SMP. Aku tak boleh Menangis!!!Kakek itu tak datang,, Aku akan coba mencari jalan pulang sendiri. Kasian Nenek, pasti dia sedang gelisah memikirkanku, dan pasti dia sedang menunggu kepulangan ku"

Perlahan-lahan,

1 langkah.

2 langkah.

3 langkah.

4 langkah.
dan tak terasa..ia menemukan persimpangan jalan itu.. dengan kekuatan yang tersisa,,ia terus melangkah sambil menuntun sepeda tua milik nenek.


Akhirnya,,

Sampailah disebuah rumah..

Dengan penerangan cahaya kuning redup yang hangat,
Dengan bau roti bakar dan susu cokelat yang tercium,
dan..
Dengan seorang wanita tua yang sedang duduk terdiam di teras menunggu kedatangan cucunya.

Ketika.. cucu yang sedang ditunggu itu datang, si nenek pun tersenyum dan memeluknya erat- erat.
...
"maaf Nek"

...



HARI IV

"BRUUM..............."

Suara mesin mobil berwarna biru keluaran 1987.
Bocah kecil dengan topi merah yang sedang dikenakannya melambaikan tangan keluar jendela mobil ke arah perempuan tua.


"DADA Nenek!Terimakasih.......... Maaf kan cucumu ini yang banyak merepotkan. Sampai berjumpa lagi liburan musim panas depan.Aku Sayang Pada mu NEK!!"
...
NGENGG.

...


di tengah perjalanan,,

TITO melihat sosok kakek tua yang sedang melambaikan tangan pada nya.

TITO pun terkejut, dan menoleh kebelakang.
Sambil membalas lambaian tangan itu, ia berpikir..

"Kakek...
Heemm.......
Apakah aku akan bertemu dengan mu suatu saat nanti??

Aku doakan semoga dirimu sehat dan baik- baik saja.
Dan sekarang aku harus pergi ke kota.
DAAAAA...Kakek!!!"


Tersenyum kecil,,lalu..
Bocah kecil itu segera memasang sabuk pengamannya, dan segera membenarkan posisi duduknya. Dan melihat jalan didepannya, yang akan membawanya ke kota..






*Yapz...begitulah cerita TITO,
*Mohon maaf karena telah menyita waktu para pembaca...
*Maturnuwun...............

3 komentar:

ael mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
ael mengatakan...

http://gelaskecil.multiply.com/journal/item/12/

nule mengatakan...

yaaahhhh...

kayanya sekarang dah sinkron nih...

hoho